Sabtu, 11 April 2009

1st case in my bLog

040409
Hari ini aku kembali kKos begitu larut. Menyelesaikan proyek "Frozen Chocolate Banana" bersama temanku. Sekitar pukul 23.30. Untunglah saat itu, pintu gerbang masih terbuka. Aku masuk, menenteng sepeda motorku agar tak mengganngu yang lain. Tapi tiba-tiba, adik kosku berteriak kecil, "Mbak, ada yang sakit!" Seketika itu aku langsung menghampirinya. Ternyata benar, adik kosku yang lain sakit.
Inspeksiku:
-tidak sadar (walaupun matanya terbelalak)
-usia 19 tahun
Palpasi:
-nadi lemah dan cepat ---(gx: syok)
-unrespon
-akral dingin
Auskultasi:
-TD 90/70 (thanks to all of u, my fren)

Otomatis kucoba untuk menyadarkannya. Tak ada respon. Sekitarku berbisik,"Kesurupan-kesurupan!". Semua tampak khawatir. (inilah keluarga di rantau) Ada yang berusaha meminumkan air gula hangat, ada yang mengumandangkan kalimat-kalimat istigfar. Aku mencoba menghubungi kakak tingkatku yang sekiranya tahu. Sarannya: bawalah ke UGD atau jika tidak memungkinkan hangatkan tubuhnya. "Itu posisi 'trans'" katanya.
(Nice to Know)
"Trans" setahuku ada dua pemilikan dan dissosiatif. Trans pemilikan (possession trance) adalah perubahan kesadaran ditandai dengan penggantian identitas pribadi dengan identitas baru, tapi perubahan ini bersifat terkontrol seperti pada para penunggang kuda lumping. Sedangkan pada trans dissosiatif lebih sering dipresentasikan dalam gerak motorik yang tidak terkontrol dan ada resiko membahayakan dirinya.

Aku mencoba mencari dalam tumpukan buku-buku kuliah. Tapi apa daya, karena jarang (amat malah) dibuka (kecuali ujian), aku tak menemukan apa yang jadi penyebab. Tapi kakak tingkatku berpesan untuk buatlah dia tenang dan jauhkan dia dari benda-benda berbahaya serta jangan lupa pantau kondisi vitalnya.
Akhirnya, kami tak jadi membawanya ke UGD. Dan syukurlah kondisi vitalnya membaik. Nadi dan tekanan darahnya menuju normal (TD: 110/90), akralnya mulai hangat.
Tapi tiba-tiba, kami semua terkejut. Karena tiba-tiba, ibu kosku datang bersama seorang pak haji. Sontak kami semua kaget apalagi ini adalah kos cewek. Beberapa temanku yang menggunakan jilbab segera berlari mengamankan diri. akhirnya kami semua meninggalkan ibu kosku, adikku yang sakit dan pak haji.
Beberapa saat kemudian, dari lantai dua, kami mendengar suara tangisan dan teriakan. Tak jelas memang. Tapi lalu tenang kembali.

050409
Pagi buta, aku segera keluar dari kos untuk menyelesaikan proyekku.
Aku kembali sekitar pukul 13.00. Dan kamar adikku kos ku yang semalam sakit, ramai kembali. ternyata dia kambuh lagi.
Ax: Setelah ditelepon mantan pacarnya dan mengalami perselisihan, ia menangis sendiri dan tertawa sendiri.
Inspeksi: unrespon (walaupun motoriknya sadar), tertawa sendiri.
Sontak aku pun panik lagi. Aku berpikir ini harus segera dibawa ke psikiater. Ku telpon koor.psikiatri kelasku. Kuminta ia mengantar kami kerumah salah satu dosen kami.
Pukul 16.00 WIB, kami berangkat. Sekitar 30 menit kami menunggu diruang tunggu, membiarkan sang dokter berbincang dengan adik kosku. Sebelum meninggalkan rumah beliau, aku bertanya, "Bagaimana, dok?". "Jauhkan dari sumbernya saja. jika perlu, berikan obat yang sudah saya resepkan"
Tak ada penjelasan. Kuanggap, semuanya sudah baik-baik saja. Dan syukurlah, hari itu berlalu dengan baik-baik saja.

060409
Aku berangkat kuliah jam 7 pagi. Sekitar pukul 10.00, kuliat HP. Ada sms. Isinya, adik kosku kambuh lagi. Ia memaksa ingin ketemu pacarnya. Ingin menyelesaikan semuanya secara baik-baik. Tapi, dicegat oleh teman kosku yang lain. Teman kosku hanya berjanji, "Sebaiknya, kamu kuliah dulu. Itu kita bicarakan lagi." Untunglah dia menurut. Seusai itu, aku tak mendengar cerita lagi tentang pacarnya. Dan ia pun tak pernah kambuh lagi.

050509
Semuanya lancar. Aku sudah mengikuti hampir separuh kuliah psikiatri. Aku masih tak mampu mendiagnosa penyakitnya. Apa itu semua mengharuskan aku untuk terus belajar. Ya,..aku akan terus belajar.



Rabu, 01 April 2009

Aku Sayang Dirimu, Bunda


we smile for u, mom

Tak pernah sekali pun aku melihat dirimu menangis
Tak pernah sekali pun aku mendengar dirimu mengeluh lelah

Yang paling sering kudengar adalah marahmu terhadap segala tindakan bodohku
tapi lebih sering itu telah membuatku "kebal"

Tahun ini
Tampaknya begitu berat bagimu ya, Bun?

Tapi, aku tak mendengar sekali pun keluhan dari mu

Apa Kau benar baik-baik saja?

Semoga "iya" bersama dekapan ayah disisimu

Karena untuk saat ini aku belum sanggup untuk memelukmu


Semoga doaku dan sodara-sodaraku bisa membantumu bertahan,
Bunda